“STIE TRIATMA MULYA”
Didirikan tanggal : 18 Agustus 1999
STIE Triatma Mulya menyelenggarakan pendidikan tinggi ilmu ekonomi memiliki 3 (tiga) prodi yaitu:
- Magister Manajemen (S2)
- Manajemen (S1)
- Akuntansi (S1)
STIE Triatma Mulya terletak di antara pertemuan Kabupaten Badung dan Denpasar. Jarak kampus dari bandara kurang lebih 15 km. Lokasinya mudah dijangkau dengan design & interior kampus yang asri dan bernuansa Bali. Fasilitas ruang kelas yang nyaman, laboratorium komputer dan internet (wi-fi), laboratorium bahasa, perpustakaan, laboratorium akuntansi, laboratorium perhotelan, student learning center, student activities area, cafeteria, serta areal parkir yang cukup luas.
Yayasan menyediakan sarana pemondokan yang bisa ditempati oleh mahasiswa. Selain itu, disekitar kampus juga banyak terdapat tempat kos, khususnya bagi mahasiswa yang berasal dari luar daerah. Biaya hidup minimum mahasiswa perbulan termasuk tempat tinggal, transportasi, makanan, buku, dan pakaian kurang lebih Rp. 800.000,00. Alat transportasi menuju ke kampus bisa menggunakan kendaraan pribadi (sepeda motor dan mobil), atau kendaraan umum (taxi dan ojek).
Selain bidang pendidikan, STIE Triatma Mulya juga mengembangkan kegiatan mahasiswa dalam bidang penalaran, minat bakat, olahraga, dan seni yang ditampung dalam wadah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dalam bidang seni ditampung dalam wadah UKM Musik dan Paduan Suara. Prestasi yang pernah diraih oleh STIE Triatma Mulya adalah (1) Predikat Bintang Dua QS Stars International Rated untuk Perankingan Perguruan Tinggi Internasional, (2) Predikat Akreditasi Terbaik II Sekolah Tinggi Se-Kopertis Wilayah VIII, (3) Memperoleh Hibah PHK-I tahun 2010, (4) Memperoleh Hibah PHP-PTS tahun 2010. STIE Triatma Mulya juga bekerjasama dengan Stenden University Belanda dalam menyelenggarakan perkuliahan Double Degree di Bali.
Secara resmi STIE Triatma Mulya didirikan
pada tanggal: 22-Juli-1999 . dengan surat keputusan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Bali MANAGEMENT 2816/D/T/K-VIII/2009 15-juli-2009
& AKUNTANSI 3708/D/T/K-VIII/2009 22-oktober-2009
STIE Triatma Mulya menyediakan program-program keahlian tersendiri, khususnya di bidang ekonomi.
Tiap program-program keahlian pada tiap
tersebut akan didukung oleh fasilitas yang mendukung dan pengajar yang
kompeten sehingga akan menghasilkan SDM yang berkompeten pula untuk siap
terjun dalam dunia kerja nasional/internasional.
STIE Triatma
Mulya dilengkapi dengan ruang kelas dengan fasilitas penunjang yang
lengkap di antaranya Lab Komputer, Perpustakaan, Ruang Aula, Kantin, dan
Asrama. Selain memiliki fasilitas yang lengkap STIE Triatma Mulya
memiliki standar keamanan sekolah yang ketat dan aman, dilengkapi dengan
satuan jaga & pos keamanan sekolah.
STIE Triatma Mulya juga memiliki lab bahasa dan Pusat Pelajaran Bahasa Inggris.
Foto Fasilitas Sekolah
Foto Fasilitas Sekolah
STIE Triatma Mulya semenjak berdiri tahun 1999 memiliki tiga kurikulum yakni Kurikulum Tahun 1999, Kurikulum 2007 dan Kurikulum Refisi 2009 (karena ada ketentuan dari DIKTI tentang maksimal SKS 24) serta Kurikulum Berbasis Kompetensi 2011
Kurikulum Berbasis Kompetensi STIE Triatma Mulya 2011
Pembaharuan konsep kurikulum pendidikan tinggi yang dituangkan dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002, yang mengacu kepada konsep pendidikan tinggi abad XXI UNESCO (1998) , terdapat perubahan yang mendasar yaitu:
Luaran hasil pendidikan tinggi yang semula berupa kemampuan minimal pada penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum suatu Program studi, diganti dengan kompetensi seseorang untuk dapat melakukan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Luaran hasil pendidikan tinggi ini yang semula penilaiannya oleh penyelenggara pendidikan itu sendiri, dalam konsep yang baru penilaian selain dilakukan oleh perguruan tinggi juga dilakukan oleh pemangku kepentingan.
Kurikulum program studi yang semula disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah lewat sebuah Konsorsium (Kurikulum Nasional), diubah, yakni kurikulum inti disusun oleh perguruan tinggi bersama-sama dengan pemangku kepentingan dan kalangan profesi, dan ditetapkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.
Berdasarkan Kepmendikbud No. 056/U/1994 komponen kurikulum tersusun atas Kurikulum Nasional (Kurnas) dan Kurikulum Lokal (Kurlok) yang disusun dengan tujuan untuk menguasai isi ilmu pengetahuan dan penerapannya (content based), sedangkan dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 disebutkan bahwa kurikulum terdiri atas Kurikulum Inti dan kurikulum Institusional. Kurikulum Inti merupakan penciri dari kompetensi utama, ditetapkan oleh kalangan perguruan tinggi bersama masyarakat profesi dan pengguna lulusan. Sedangkan Kompetensi pendukung, dan kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama suatu program studi ditetapkan oleh institusi penyelenggara program studi (Kepmendiknas No.045/U/2002).
Dalam Kurikulum Nasional terdapat pengelompokan mata kuliah yang terdiri atas: Mata Kuliah Umum (MKU), Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK), dan Mata Kuliah Keahlian (MKK). Sedangkan dalam Kepmendiknas no 232/U/2000, Kurikulum terdiri atas kelompok-kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK), Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), serta Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB).
Namun, pada Kepmendiknas No.045/U/2002, pengelompokkan mata kuliah tersebut diluruskan maknanya agar lebih luas dan tepat melalui pengelompokkan berdasarkan elemen kompetensinya, yaitu
(a) landasan kepribadian;
(b) penguasaan ilmu dan keterampilan;
(c) kemampuan berkarya;
(d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai;
(e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
Konsep ini untuk dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang menjadikan perguruan tinggi menjadi tempat pembelajaran dan suatu sumberdaya pengetahuan, pusat kebudayaan, serta tempat pembelajaran terbuka untuk semua, maka dimasukkan strategi kebudayaan dalam pengembangan pendidikan tinggi.
Strategi kebudayaan tersebut berujud kemampuan untuk menangani masalah-masalah yang terkait dengan aspek :
Fenomena anthrophos, dicakup dalam Pengembangan manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan;
Fenomena tekne, dicakup dalam penguasaan ilmu dan ketrampilan untuk mencapai derajat keahlian berkarya;
Fenomena oikos, dicakup dalam kemampuan untuk memahami kaidah kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya;
Fenomena etnos, dicakup dalam pembentukan sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keahlian yang dikuasai.
Perubahan kurikulum juga berarti perubahan pembelajarannya, sehingga dengan konsep diatas proses pembelajaran yang dilakukan di pendidikan tinggi tidak hanya sekedar suatu proses transfer of knowledge, namun benar-benar merupakan suatu proses pembekalan yang berupa method of inquiryseseorang yang berkompeten dalam berkarya di masyarakat. Dengan demikian secara jelas akan tampak bahwa perubahan kurikulum dari kurikulum berbasis penguasaan ilmu pengetahuan dan ketrampilan (KBI) sesuai Kepmendikbud No.056/U/1994, ke KBK menurut Kepmendiknas No. 232/U/2000, mempunyai beberapa harapan keunggulan, yaitu :
”luaran hasil pendidikan (outcomes) yang diharapkan sesuai dengan societal needs, industrial/business needs, dan professional needs; dengan pengertian bahwa outcomes merupakan kemampuan mengintegrasikan intelectual skill, knowledge dan afektif dalam sebuah perilaku secara utuh.”
Visi & Misi
Menjadikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Triatma Mulya sebagai perguruan tinggi unggulan yang menghasilkan lulusan kreatif dan inovatif dalam bidang wira usaha, melalui pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.
MISI STIE TRIATMA MULYA :
- Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia yang professional di bidangnya.
- Menyelenggarakan penelitian dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
- Menyelenggarakan pengabdian masyarakat yang mendorong pengembangan potensi dalam berwira usaha.
- Menjalin kerjasama secara berkesinambungan dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.
- Mengembangkan manajemen perguruan tinggi yang professional berdasarkan prinsip kualitas, otonomi, transparansi dan akuntabilitas.
PROGRAM STUDI :
Manajemen
Berpijak dari hasil workshop kurikulum yang telah berhasil menjabarkan profil lulusan, kompetensi utama, pendukung dan lainnya, beban sks, maka dapat disusun struktur kurikulum dengan penjabaran mata kuliah mengikuti mapping kurikulum Prodi Manajemen di bawah ini.
Ketentuan Umum Kurikulum Prodi Manajemen
Dalam implementasi kurikulum Prodi Manajemen dilaksanakan mengikuti beberapa ketentuan DIKTI yang dijabarkan sebagai berikut :
- Jumlah maksimum SKS per semester 24 SKS.
- Jumlah minimum SKS per mata kuliah 2 SKS.
- Jumlah maksimum SKS per mata kuliah 6 SKS.
- Jumlah beban studi minimum program studi S1 144 SKS.
- Jumlah beban studi maksimum program studi S1 160 SKS.
- Jumlah beban studi yang ditetapkan 152 SKS.
- Jumlah semester dalam kurikulum 7 atau 8 semester.
- Batasan maksimum (tidak termasuk cuti akademik) 14 semester.
Kelompok Mata Kuliah Prodi Manajemen
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, sebagaimana diatur dalam SK Mendiknas No. 045/U/2002, pengelompokan mata kuliah diluruskan maknanya agar penyusunan kurikulum tidak terfokus pada usaha pengelompokan mata kuliah, tetapi lebih kearah pencapaian kompetensi yang mengandung elemen kompetensi a) landasan kepribadian, b) penguasaan ilmu dan keterampilan, c) kemampuan berkarya, d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, e) pemahaman kaedah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan dalam berkarya.
Dengan demikian pengelompokan mata kuliah menjadi tidak berperan lagi karena tidak terkait langsung dengan pencapaian kompetensi lulusan. Bisa terjadi satu mata kuliah dibangun untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dan sebaliknya satu kompetensi dapat dicapai lewat lebih dari satu mata kuliah. Sehingga pengelompokan mata kuliah menjadi sulit dilakukan atau dapat dikatakan tidak bisa dilakukan, kecuali dipaksakan. Jadi pencapaian kompetensilah yang menjadi tujuan kurikulum, sedang pengelompokan mata kuliah bukan sasaran perubahan kurikulum.
Pengelompokan Mata Kuliah
Pengelompokan mata kuliah tetap tidak bisa membagi mata kuliah tersebut kedalam kurikulum inti atau kurikulum institusi. Mempertimbangkan system informasi akademik DIKTI (EPSBED) masih merujuk pada pengelompokan mata kuliah, maka pengelompokan mata kuliah kurikulum STIE Triatma Mulya disesuaikan sebagai berikut :
Kelompok Mata Kuliah
|
SKS Kur. Inti
|
SKS Kur. Institusi
|
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) |
8
|
0
|
Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) |
45
|
6
|
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) |
48
|
15
|
Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) |
3
|
15
|
Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) |
9
|
3
|
Total SKS (Prosentase) |
113 (74,34%)
|
39 (25,66%)
|
Akuntansi
Berpijak dari hasil workshop kurikulum tersebut maka disusun struktur kurikulum dengan penjabaran mata kuliah mengikuti mapping kurikulum Prodi Akuntansi dibawah ini.
Ketentuan Umum Kurikulum Prodi Akuntansi
Dalam implementasi kurikulum Prodi Akuntansi dilaksanakan mengikuti beberapa ketentuan DIKTI yang dijabarkan sebagai berikut :
- Jumlah maksimum SKS per semester 24 SKS.
- Jumlah minimum SKS per mata kuliah 2 SKS.
- Jumlah maksimum SKS per mata kuliah 6 SKS.
- Jumlah beban studi minimum program studi S1 144 SKS.
- Jumlah beban studi maksimum program studi S1 160 SKS.
- Jumlah beban studi yang ditetapkan 152 SKS.
- Jumlah semester dalam kurikulum 7 atau 8 semester.
- Batasan maksimum (tidak termasuk cuti akademik) 14 semester.
- Batasan maksimum cuti akademik 4 semester.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, sebagaimana diatur dalam SK Mendiknas No. 045/U/2002, pengelompokan mata kuliah diluruskan maknanya agar penyusunan kurikulum tidak terfokus pada usaha pengelompokan mata kuliah, tetapi lebih kearah pencapaian kompetensi yang mengandung elemen kompetensi a) landasan kepribadian, b) penguasaan ilmu dan keterampilan, c) kemampuan berkarya, d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, e) pemahaman kaedah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan dalam berkarya.
Dengan demikian pengelompokan mata kuliah menjadi tidak berperan lagi karena tidak terkait langsung dengan pencapaian kompetensi lulusan. Bisa terjadi satu mata kuliah dibangun untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dan sebaliknya satu kompetensi dapat dicapai lewat lebih dari satu mata kuliah. Sehingga pengelompokan mata kuliah menjadi sulit dilakukan atau dapat dikatakan tidak bisa dilakukan, kecuali dipaksakan. Jadi pencapaian kompetensilah yang menjadi tujuan kurikulum, sedang pengelompokan mata kuliah bukan sasaran perubahan kurikulum.
Kelompok Mata Kuliah Prodi Akuntansi
Pengelompokan mata kuliah tetap tidak bisa membagi mata kuliah tersebut kedalam kurikulum inti atau kurikulum institusi. Mempertimbangkan system informasi akademik DIKTI (EPSBED) masih merujuk pada pengelompokan mata kuliah, maka pengelompokan mata kuliah kurikulum STIE Triatma Mulya disesuaikan sebagai berikut :
Kelompok Mata Kuliah
|
SKS Kur. Inti
|
SKS Kur. Institusi
|
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) |
8
|
|
Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) |
42
|
6
|
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) |
54
|
12
|
Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) |
6
|
12
|
Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) |
8
|
4
|
Total SKS (Prosentase) |
118 (77.63%)
|
34 (22.37%)
|
Jurusan apa saja yang terdapat di STIE?
ReplyDelete